Apa itu IPO? Mungkin setelah membaca banyak berita atau browsing media sosial tentang saham, Goto IPO atau lainnya, pertanyaan ini muncul di benak Anda. Lalu apa itu penawaran umum perdana dan bagaimana mekanismenya?
Seiring dengan animo masyarakat terhadap dunia investasi pasar modal, banyak yang mulai memahami pro dan kontra IPO. Namun, masih banyak yang belum memahami hal ini. Nah, buat kamu yang ingin tahu apa itu IPO dan bagaimana prosedurnya, yuk simak ulasan berikut ini.
Apa itu IPO?
Penawaran umum perdana atau IPO merupakan tahapan dimana perusahaan pertama kali menawarkan sahamnya kepada publik atau dalam hal ini kepada investor. Jadi, bisa dibilang IPO adalah penawaran umum perdana suatu perusahaan.
Tujuan utama dari sebuah perusahaan yang ingin melakukan penawaran umum perdana tidak lebih dari untuk mendapatkan lebih banyak modal dari investor. Baik perusahaan maupun masyarakat akan diuntungkan, bukan hanya perusahaan yang jelas mendapatkan modal lebih, tetapi masyarakat (investor) juga akan diuntungkan dari saham yang mereka beli.
Mengingat apa yang dijelaskan di situs resmi The Balance, perusahaan yang mengumumkan IPO untuk pertama kalinya adalah perusahaan swasta. Mereka terus berkembang pesat hingga perusahaan mampu menawarkan sahamnya kepada publik, yang juga dikenal sebagai investor, untuk pertama kalinya.
Yang dimaksud power di sini adalah Anda telah memenuhi persyaratan penawaran umum perdana, salah satunya ketika perusahaan telah mencapai angka valuasi $1 miliar. Namun, tak jarang perusahaan dengan nilai valuasi di bawah 1.000 juta terus menawarkan sahamnya. Itu semua tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi dengan pendaftaran bisnis seperti itu, Anda biasanya dapat mengamankan operasi bisnis Anda.
Ketika sebuah perusahaan mengiklankan dirinya untuk melakukan IPO, sahamnya yang sebelumnya tertutup akan go public. Hal ini akan menyebabkan saham tersebut memiliki nilai pasar yang berbeda. Juga, jenis perusahaan yang telah IPO, yang sebelumnya ditutup atau PT menjadi terbuka atau Tbk akan berubah.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, ketika sebuah perusahaan berstatus IPO, berarti ia melepas sahamnya ke publik. Ini dikenal sebagai go public. Artinya, siapa pun dapat membeli dan menjual saham di perseroan terbatas terbuka. Jadi perusahaan yang melakukan IPO bukan lagi milik satu orang, melainkan milik sekelompok investor yang memiliki saham.
Tujuan perusahaan Pelaksanaan IPO
Nah, setelah mengetahui apa itu IPO suatu perusahaan, mari kita analisa tujuan dari IPO. Sebagaimana dibahas di atas, dengan melepas saham ke publik, sebuah perusahaan go public dan kepemilikannya berubah menjadi kepemilikan banyak orang.
Tentu ini bukan keputusan biasa, di mana para pendiri bersedia berbagi hartanya dengan masyarakat. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai perusahaan saat melakukan IPO, yaitu:
1. Investor utama ingin menarik dana
Salah satu alasan perusahaan melakukan IPO biasanya karena investor utama mereka ingin menarik dana. Sebelum menjadi tbk atau “go public”, perusahaan hanya membuka sahamnya kepada investor tertentu.
Ketika investor yang sebelumnya menyetorkan modalnya menarik kembali modalnya, jelas likuiditas perusahaan akan berkurang, sehingga mereka membutuhkan suntikan dana lagi untuk operasional dan kegiatan usaha agar tetap berjalan. Akibatnya, penawaran umum perdana muncul sebagai opsi untuk mendapatkan sumber permodalan dari masyarakat.
2. Memerlukan tambahan modal
Tidak perlu menunggu investor utama untuk menarik modal, ketika perusahaan membutuhkan tambahan modal untuk kegiatan operasinya, dapat melakukan penawaran umum perdana. Ini bisa menjadi cara atau upaya alternatif agar mereka tidak perlu meminjam dana dari lembaga keuangan seperti bank. Mereka menjual dana kepada masyarakat untuk meningkatkan modal tambahan dan mengurangi jumlah utang atau beban pinjaman.
Alasan perusahaan membutuhkan tambahan modal bukan karena perusahaan di ambang kebangkrutan, melainkan karena sedang berkembang. Mereka biasanya berencana untuk memperluas bisnis mereka untuk meningkatkan tingkat produksi dan dengan demikian meminta dana tambahan. Selain itu, pelepasan saham di bursa efek Indonesia juga merupakan langkah untuk memperkenalkan atau meningkatkan popularitas perusahaan di mata investor.
3. Meningkatkan nilai perusahaan
Alasan lain di balik keputusan perusahaan untuk go public adalah untuk meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan. Pada umumnya perusahaan yang memutuskan untuk melakukan penawaran umum perdana saham, nilainya dapat meningkat di masa yang akan datang. Selanjutnya jika didukung dengan kinerja perusahaan yang semakin tinggi maka akan meningkatkan pula nilai saham yang dimiliki oleh para investor.
4. Potensi pertumbuhan lebih cepat
Potensi pertumbuhan perusahaan setelah IPO juga menjadi alasan perusahaan menjual sahamnya ke publik. Meskipun ada opsi bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya dengan menggunakan dana internal, opsi ini akan membuat proses pengembangan bisnis menjadi lebih lama.
Sementara itu, pertumbuhan perusahaan akan lebih cepat jika mendapat dana dari investor. Hal ini membuat potensi perusahaan untuk tumbuh lebih cepat dan nilai sahamnya akan terus meningkat jika kinerja perusahaan terus meningkat dengan mantap.
5. Perusahaan ingin berekspansi ke pasar
Melihat apa itu IPO dan dengan demikian mencapai perluasan pasar juga bisa menjadi tujuan IPO perusahaan. Karena kita tahu bahwa untuk bisa berekspansi ke pasar yang lebih besar butuh modal yang banyak. Oleh karena itu, untuk menjalankan rencana perluasan pasar, perseroan melakukan IPO untuk menghimpun dana sebanyak-banyaknya.
Syarat IPO
Tidak hanya perusahaan yang bisa melakukan penawaran umum perdana, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi perusahaan. Berikut adalah persyaratannya.
1. Memiliki aset riil minimal Rp 100 miliar
Salah satu persyaratan utama bagi perusahaan untuk melakukan IPO adalah memiliki aset nyata setidaknya Rs 100.000 crore. Nilai total dari properti ini adalah nilai dari properti yang telah dipotong untuk beban pajak.
Mengapa nilai aset merupakan persyaratan untuk IPO? Karena ketika nilai aset sangat besar dapat dijadikan sebagai bukti bahwa perusahaan dapat mengelola asetnya dengan baik. Ketika kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya baik, maka sangat mungkin perusahaan tersebut dapat mengelola modalnya dengan baik.
2. Struktur organisasi perusahaan jelas
Perusahaan yang ingin membuka IPO harus merupakan perusahaan dengan struktur organisasi yang jelas. Dalam hal ini, elemen struktural perusahaan harus diidentifikasi dengan jelas, mulai dari siapa CEO-nya, orang-orang yang membentuk dewan, dll.
Selanjutnya, jajaran pimpinan juga harus memiliki reputasi yang baik dan kemampuan kewirausahaan yang baik. Reputasi pimpinan perusahaan ini juga akan membuka potensi investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
3. Hasilkan untung kapan saja
Persyaratan lain bagi perusahaan yang ingin go public adalah mereka harus menghasilkan laba yang stabil setidaknya selama dua tahun terakhir. Namun syarat tersebut bukanlah syarat mutlak. Banyak perusahaan yang belum menghasilkan keuntungan, tetapi mereka memiliki kesempatan untuk menjual sahamnya di BEI. Namun perlu dicatat bahwa nantinya perusahaan akan ditulis ke papan pengembangan, bukan papan utama.
4. Penawaran Umum Perdana Saham Minimum yang Ditawarkan
Syarat terakhir bagi suatu perusahaan untuk go public adalah memenuhi batas minimal saham yang dapat ditawarkan perusahaan. Jumlah minimal saham adalah 150 juta lembar saham, jumlah pemegang saham minimal dalam perseroan adalah 500 dan harga minimal per lembar saham adalah Rp 100 atau lebih.
Mekanisme IPO
Sekarang sudah tahu kan apa itu IPO dan tujuannya? Selanjutnya, Anda juga perlu mengetahui bagaimana mekanisme kerjanya. Perlu diketahui bahwa ketika suatu perusahaan ingin menjual sahamnya kepada publik, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Rapat uji tuntas
Proses IPO yang pertama adalah dengan mengadakan rapat yang disebut Due Diligence Meeting. Ini merupakan pertemuan penting antara perusahaan dengan emiten yang bertujuan untuk membahas presentasi penawaran umum saham perdana perusahaan.
Pihak-pihak yang akan hadir dalam pertemuan due diligence ini antara lain pialang, pemilik saham, penilai properti perusahaan, penasihat hukum dan auditor.
2. Pameran publik dan presentasi keliling
Tahap kedua yang dilakukan perusahaan yang akan mengubah statusnya di Tbk adalah Pameran Publik. Pada tahap ini, perusahaan akan merilis pernyataan resmi kepada publik bahwa pihaknya akan melakukan penawaran umum perdana.
Paparan publik harus dilakukan agar masyarakat luas mengetahui bahwa perusahaan memiliki peluang saham IPO dan mereka dapat membeli saham tersebut. Perusahaan yang ingin go public harus mempresentasikan rencana pertumbuhan dan perkembangannya serta menggambarkan potensi keuntungan yang dapat diperoleh.
3. Pembuatan buku
Tahap ketiga dari proses IPO adalah Book Building, yaitu tahap dimana perusahaan menerima penawaran yang dilakukan oleh investor yang tertarik untuk berinvestasi. Penawaran investor berisi jumlah saham, harga saham dan rincian lainnya.
4. Tentukan harga jual
Proses IPO terbaru mengharuskan perusahaan yang membuka IPO untuk membuat daftar harga. Setelah mengetahui jumlah investor yang tertarik dengan saham perusahaan, mereka sudah bisa menentukan harga jual saham tersebut. Penentuan harga jual saham tersebut dipengaruhi oleh jumlah saham yang tersedia dan jumlah calon investor.
Perusahaan sekuritas bertanggung jawab untuk menentukan harga jual saham tersebut. Jika langkah ini telah dilalui dan harga jual telah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah mengirimkan hasilnya melalui emiten perusahaan. Tujuan dari pengajuan ini adalah untuk mendapatkan persetujuan.
Keuntungan terdaftar di bursa efek
Melihat syarat dan mekanisme IPO yang cukup rumit, tentunya hanya beberapa perusahaan yang bisa melakukan IPO. Jadi, apakah perusahaan yang melakukan IPO akan diuntungkan? Inilah manfaat IPO yang perlu Anda ketahui.
1. Salah satu cara cepat dan akurat untuk mengumpulkan uang
Salah satu keuntungan terbesar bagi suatu perusahaan adalah dapat menghimpun dana dari masyarakat (investor). Hasil yang diperoleh dari penawaran saham tersebut merupakan suntikan dana bagi emiten.
Ini jelas merupakan keuntungan yang sangat besar, mengingat banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan ketika likuiditasnya meningkat karena adanya penambahan modal baru. Dana ini merupakan stimulus yang sangat signifikan bagi perusahaan berkembang atau perusahaan lama yang ingin go public dan melakukan ekspansi.
Mereka dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan, mulai dari pendanaan penelitian dan pengembangan, penambahan sumber daya, akuisisi fasilitas, penghapusan utang, pembiayaan strategi permodalan, peningkatan teknologi, atau jenis pembiayaan lainnya. Semua hal tersebut berdampak pada pertumbuhan perusahaan.
2. Memudahkan investor dan pendiri untuk menjual sahamnya
Sebagian besar perusahaan memiliki investor yang telah menyumbangkan banyak waktu, uang, dan sumber daya lainnya dengan harapan mendapatkan pengembalian atas pertumbuhan perusahaan. Sayangnya, para pendiri dan investor ini seringkali kurang memperhatikan imbal hasil yang mereka peroleh.
Masa transisi menuju pencatatan publik merupakan saat yang tepat bagi pihak yang berkepentingan atau investor untuk menjual sebagian atau seluruh sahamnya. Investor juga berpeluang memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dengan menjual sahamnya pada saat penawaran umum perdana.
3. Meningkatkan eksposur dan kredibilitas
Jika sebuah perusahaan ingin terus tumbuh dan berkembang, pasti membutuhkan lebih banyak eksposur kepada calon pelanggan atau investor. Semakin banyak diketahui, semakin baik dampaknya bagi perusahaan.
Oleh karena itu, ketika perusahaan go public di BEI, perusahaan akan mendapatkan visibilitas karena namanya terpampang di bursa, berpotensi meningkatkan eksistensi dan kredibilitas perusahaan bahkan di mata investor dan publik.
4. Total biaya pengurangan modal
Tidak jarang banyak perusahaan membayar suku bunga yang lebih tinggi ketika mereka meminjam dari bank atau mentransfer kepemilikan untuk menarik dana dari investor. Pada saat penawaran umum perdana, perusahaan dapat mengatasi masalah ini secara signifikan dengan mengurangi total biaya modal.
Kekurangan IPO
Tentunya tidak hanya memiliki kelebihan, dalam hal apa itu IPO, Anda juga harus mempertimbangkan kekurangan atau risiko yang dimilikinya. Kerugian perusahaan yang melakukan IPO antara lain:
1. Risiko penurunan harga saham perusahaan
Biasanya ada semacam tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan yang ingin melakukan IPO. Bila ini tercapai, harga saham perusahaan akan naik. Namun, jika target tersebut tidak terpenuhi, harga saham perseroan bisa turun. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa berpikir jangka panjang sebelum ikut IPO.
2. Kemungkinan hilangnya kendali atas perusahaan
Salah satu kelemahan utama dari IPO adalah bahwa status kepemilikan perusahaan tidak lagi milik pendiri, tetapi milik komunitas yang lebih besar yang membeli saham. Oleh karena itu, setelah go public, ada kemungkinan para pendiri kehilangan kendali atas perusahaan.
Pencatatan tersebut menyebabkan perusahaan menerima sejumlah besar uang dari pemegang saham publik. Jadi masuk akal jika para pemegang saham, yang sebenarnya telah menabung begitu banyak uang, ingin mengarahkan perusahaan untuk bertindak demi kepentingan terbaik mereka. Kini ada kemungkinan apa yang diinginkan investor tersebut bertentangan dengan visi dan misi awal perusahaan.
Qoala.app